Senyum Lova yang tadi terukir walau begitu lemah pelan-pelan hilang dari pandangan mata Galen, berubah menjadi seraut wajah yang menahan rasa sakit dengan mata yang terpejam dan kening yang mengernyit dalam. "Sayang ..." Bisik Galen mengeratkan genggaman tangannya, namun yang dia dengar justru rintihan sakit Lova disertai dengan bibirnya yang gemetar, seperti ingin mengucapkan sesuatu namun wanita itu sudah tidak mampu, karena di detik selanjutnya, wajah yang pucat itu pelan-pelan kehilangan kesadarannya. Jantung Galen rasanya direnggut paksa dari rongganya melihat Lova yang tidak sadarkan diri setelah berhasil melahirkan putra kedua mereka. “Luv.” Bisik Galen lagi dengan nada yang pilu, tangannya gemetar saat menyentuh wajah Lova dan merasakan jika kulit wanita itu terasa dingin. T