Helaan napasnya terdengar berat dan penuh beban, dia menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya yang pucat tadi sudah hilang setelah memolesnya dengan make up, dia berusaha memaksakan senyumnya walau itu menimbulkan gelenyar nyeri di dadanya. Ini hari pertamanya kembali bekerja di kantor yang baru setelah dia melewati beberapa proses interview kemarin, di hari-hari menjelang pernikahan. Bukan kantor yang besar, namun Lova memutuskan untuk menerimanya dulu, setidaknya dia memiliki kesibukan dari pada terus berada di rumah Galen yang amat menyesakkan, apalagi setelah semua tuduhan pria itu. Semalam dirinya pingsan dan sadar sekitar tengah malam dengan tubuh yang menggigil, lalu pindah ke kasur dan berusaha menghangatkan dirinya sendiri berharap bisa kembali tidur, namun yang terjadi