Mereka semua seolah menahan napas mendengar ucapan Ivanka. Lova memejamkan matanya, menahan napasnya untuk sesaat. Apakah darahnya banyak? Atau karena sejak tadi Galen menekan lengannya di sana saat merangkulnya? Sehingga darahnya lebih mudah tembus? Atau memang lukanya yang parah sampai darahnya ke mana-mana? Lova tidak lagi bisa berpikir jernih, rasanya ingin kabur dari sana. Dia lelah terus menjadi perhatian keluarga pria itu, mulai dari kelakukan gila mantan kekasihnya sampai aksi pembunuhan yang hampir dilakukan oleh Shanum. Dia seperti seorang pembawa sial untuk hidupnya sendiri kan? Seolah menunjukkan pada mereka jika hidupnya tidak pernah beruntung dan sering kali terluka. “Oh, mungkin ini darah dari jaket Kak Galen, Ma?” Lova merutuki ucapan bodohnya, yang membuat Galen la