Arkan mengambil ponselnya. Dia dari semalam memang belum memberi kabar pada Ica. Sepulang makan malam dengan Ica, dia langsung cerita dengan abahnya, dan setelah itu dia langsung tidur. “Ca, sudah bangun?” Arkan mengirim pesan pada Ica. Tidak menunggu lama, Ica membalas pesan Arkan. Baru kali ini, dan sepagi ini mereka bertukar kabar. Biasanya Arkan menghubungi Ica kalau akan berangkat ke kampus, atau akan ada acara ngumpul di komunitasnya. “Sudah, ini baru bangun, mau siap-siap salat subuh. Tumben sepagi ini kamu kirim pesan?” “Tidak boleh kirim pesan pagi-pagi sekali sama calon istri?” “Jangan menerbangkan hatiku di pagi hari, Arkan. Bilang calon istri, apa hati kamu sudah siap?” “Iya, sudah sangat siap.” “Yakin? Sudah ah, jangan merangkai mimpi di pagi hari. Kamu harus tuntun ha