Arsyad langsung masuk ke dalam ruamah dan berjalan ke arah kamar Arkan, dia tahu Arkan sudah di rumah dari asisten rumah tangganya yang di rumah. Arsyad masih sangat kecewa dengan putranya yang sampai melakukan hal memalukan seperti tadi saat dia mengucapkan ijab qobul. Annisa mengekori suaminya yang berjalan dengan tergesa-gesa karena sudah ingin memarahi putranya. “Abah ... abah ... tahan emosi abah, jangan seperti ini, nanti abah sakit lagi,” ucap Annisa dengan memeganggi tangan suaminya. “Anak itu harus diberi pelajaran, Bun. Dia sudah mempermalukan kita, terutama keluarga Pak Akbar. Anak itu benar-benar sudah membuat abah kecewa!” Arsyad melepaskan tangan istrinya dan terus berjalan ke arah kamar Arkan. “Abah, tidak gini caranya menyelesaikan masalah. Arkan juga sedang butuh waktu