“Nggak selamanya, baik itu juga membawa hasil yang baik.” Cita masih saja mengingat perihal pembicaraan mereka pagi tadi dengan Almira. “Ih! Aku masih aja kesel kalau inget pagi tadi.” Sambil menyantap gimbab yang dipesan Cita, Arya hanya bisa mengangguk-angguk. Tidak berniat membahas kejadian tadi pagi, karena pasti akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Arya juga sudah berkali-kali mengaku salah dan tidak membela diri, karena sadar dengan perbuatannya dahulu kala. “Aak, Sayang,” ujar Arya menyodorkan satu potong gimbab ke mulut Cita dan langsung dilahap oleh gadis itu. “Barusan, aku minta bu Hana, sekretarisnya mas Qai ubah jadwal penerbangan.” “Apa dia ada ngubungin kamu lagi, Mas?” tanya Cita tidak mengacuhkan perkataan Arya. Sembari mengunyah, Cita tetap saja bicara karena hat

