“Segini aja apa, ya?” Cita berdecak setelah menghela panjang, karena jumlah daftar nama yang diketik menurutnya tidak sedikit. Setelah memberikan jawaban terkait masalah pernikahan kepada Arya beberapa waktu lalu, Cita kemudian sibuk mempersiapkan beberapa hal. Meskipun masih diselimuti keraguan, tetapi Cita tidak menolak ketika tanggal pernikahan sudah ditetapkan kedua keluarga. Ia setuju-setuju saja dan berharap ini akan menjadi pernikahan terakhir baginya. Melihat bagaimana perjuangan Arya selama ini, Cita akhirnya berani memutuskan untuk menikah segera dengan pria itu. “Coba lihat,” pinta Arya mengambil alih laptop di hadapan Cita. “Keluarga pak Pras, om Lex, pak Dewa ... ini bahkan nggak nyampe 50 orang. Yakin nggak ada lagi?” “Justru kalau bisa kurang dari itu. Tapi ... aku nggak

