“Sarapan, Ar!” Arya yang baru keluar kamar, lantas berbelok mengikuti Duta yang melewatinya. Mereka menuju dapur, dengan posisi Arya tetap berada di belakang Duta yang sudah terlihat rapi. “Mau pergi, Mas?” tanya Arya lalu menggaruk kepala ketika Duta membuka tudung saji di meja makan. Melihat menu sarapan yang tersaji di meja, cukup membuat Arya bengong untuk sesaat. Meskipun menu tersebut tidak akan cocok dengan lidahnya, tetapi Arya akan tetap menghormati pria yang sudah sering menolongnya. “Iya.” Duta segera duduk dan mengambil sarapan yang memang sudah disiapkannya lebih dulu sebelum mandi. “Disuruh ke rumah bunda. Makanya, pagi ini kita sarapan yang simple aja.” “Besok-besok, nggak usah bikinin aku sarapan, Mas.” Arya belum duduk, karena masih ada hal yang harus dilakukannya lebi

