Back to Vina’s POV Mas Alan tak hentinya-hentinya memelukku, menciumiku, menarik-narik pipiku, bahkan sampai mengigitku. Yang terakhir, tentu saja membuatku protes. Kadang-kadang, gigitannya sakit betulan. Dia tampak bahagia sekali ketika akhirnya aku jujur kalau ingatanku sudah kembali. Dia hampir saja menerkamku di rumah sakit. Untungnya, dia cepat sadar kalau itu salah. Ya. Ingatanku memang sudah kembali. Aku tak yakin apakah sudah seratus persen atau belum, tetapi yang jelas, aku ingat perjalanan setahun terakhir. Karena toh pada dasarnya, tanpa ada musibah hilang ingatan sekalipun, manusia tetap akan melupakan ingatan-ingatan tertentu. Iya, kan? Aku ingat sekali saat bangun tidur tadi pagi. Awal aku membuka mata, rasanya kosong. Aku juga bingung, jadi aku diam cukup lama. Perl