Lavender P.O.V Setelah menerima hantaman dari Bella di pipi sebelah kanannya, Rio langsung menyeringai senang. Bahkan, dia seolah-olah tidak merasakan rasa sakit di pipinya. Ini benar-benar mengejutkan. Padahal, bisa kulihat dengan jelas oleh kedua mataku bahwa pipi sebelah kanan Rio sudah membiru sempurna, yang artinya bahwa, rasa sakit sedang menjalar di tempat pukulan Bella barusan. "Sekarang giliranku!" DEG! Aku terkesiap mendengar perkataan Rio. Dia langsung berjalan dengan langkah gagah, mulutnya menyunggingkan senyuman s***s, bola matanya memperhatikan gerak-gerik Bella yang masih terkejut melihat tingkahnya. Rambut merah milik Rio terterpa angin yang lembut. "Apa maumu! Rio! Mengapa kau menjadi seorang pembunuh seperti ini! Jelaskan padaku! k*****t!" Bella menam

