BAB 74

1757 Kata

Gya masih berdiam diri sejenak setelah kepergian Ravi menuju tempat dia mengajar. Semenjak mimpi semalam, Gya sepertinya entah mengapa terus memikirkan Rajendra. Raut wajah bersalah serta kekecawaan sangat terlihat jelas saat itu. Bahkan Gya yang melihatnya mulai ikut merasa terenyuh. Namun, entah mengapa, mengingat bagaimana Ibu dulu ingin meluruhkan Keana secara diam-diam, rasa terenyuh itu hilang secara sekejap. Bukan karena Gya tidak ingin memaafkan, hanya saja semua kejadian yang terjadi saat itu benar-benar meninggalkan luka trauma di dalam hatinya. "Sebenarnya, apa yang kamu pikirkan?" tanya Yanuar sambil menyerahkan segelas s**u yang dibawanya.  Gya menatap gelas s**u itu sejenak sebelum menerimanya. Memang, ini sudah jam hampir siang hari, tepatnya pukul sebelas siang. Sudah men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN