Pagi hari benar-benar menjadi waktu yang paling menyiksa bagi Kala. Ketika ia bangun ia langsung disambut gejolak mual yang memaksa ia turun dari ranjang dan memuntahkan isi perut di wastafel. Ia tidak benar-benar muntah, hanya cairan yang membuat perutnya sangat sakit. "Mas." Dina yang baru saja kembali dari dapur segera mendekati suaminya. Wanita itu tampak cemas melihat Kala yang terlihat lemas di depan wastafel. "Mual lagi?" Dina mengusap punggungnya lembut. Kala mencuci mulutnya dengan banyak air lalu memeluk Dina segera. Mencium lehernya demi mengurangi rasa mual yang tak karu-karuan. "Maafin anak kita ya, Mas Kala jadi tersiksa kayak gini." Dina masih terus mengelus punggung Kala. Rasanya benar-benar kasihan melihat Kala tersiksa seperti ini. "Kamu nggak salah. Aku malah mer