Kalila mengantar keluarganya pulang sampai lobi, jika saja Kak Nimas tidak pergi karena tiba-tiba anaknya menangis dan tidak bisa ditenangkan oleh suaminya, Kalila bisa ikut pulang bersama Venus dan yang lain. Sayangnya ia harus tertahan sementara sampai Kak Nimas kembali. “Kal,” Saat Kalila membeli secangkir kopi di kantin, tanpa sengaja ia kembali bertemu Randi. “Kak Randi,” “Ngapain?” Dengan setelan jas putih yang membalut tubuhnya lelaki itu terlihat semakin matang. “Beli kopi, Kak Ran ngapain?” Tanya Kalila. Lelaki itu mengangkat kantong belanjaan di tangannya, sepertinya Randi baru saja membeli makanan. “Gimana keadaan ibu mertuamu?” Tanya Randi, saat keduanya duduk di salah satu kursi tunggu. “Masih belum ada perubahan.” Kalila menghela lemah. Kondisinya ibu belum mengal