Banyak orang mengatakan Rumah sakit adalah tempat dimana doa dan harapan di panjatkan, hal tersebut benar-benar adanya. Dias mengalaminya sendiri, saat Kalila mengalami kritis. Bukan hanya itu saja, Dias juga melihat wanita itu kejang-kejang, seperti hendak meninggalkan dunia ini. Tapi ternyata kesempatan itu masih ada untuknya dan untuk semua orang yang berdoa dan berharap akan kesembuhan Kalila. Tangis sedih dan putus basa tidak bisa lagi terbendung, ia tidak peduli lagi dengan tatapan orang lain yang menatap iba kepadanya. Wibawanya sebagai seorang lelaki benar-benar hancur saat belahan jiwa berada di ujung tebing kematian. Setelah hari itu, hari dimana Kalila berhasil berjuang bertahan, Dias seolah berjanji untuk mengabdikan dirinya pada hal-hal baik saja. Dias percaya dengan ilmu ta