Kania mulai berpikir, haruskah ia mengganti nomor ponselnya agar Randi tidak bisa menghubunginya lagi? Jika iya, bagaimana dengan orang-orang penting yang sudah terlanjur memiliki nomor ponselnya. Mengganti nomor mungkin bisa saja dilakukan Kania dengan mudah, tapi untuk seorang wanita pebisnis seperti dirinya hal tersebut tidak hanya sekedar mengganti nomor ponsel dan semuanya akan normal kembali seperti semula. Tidak sesederhana itu. “Minum obatnya, Nia.” Kania membaca pesan yang dikirim Randi, satu menit lalu. Bukan pesan pertama, tapi lelaki itu mengirimnya banyak pesan. “Y.” Balas Kania. Satu huruf yang digunakannya untuk membalas puluhan pesan singkat Randi. Seharusnya Kania merasa senang bisa kembali mendapat perhatian Randi, tapi sayangnya perasaan itu tidak sebanding deng