“Aku nggak apa-apa, nggak perlu diperiksa!” Nia segera bangkit dari posisi tidurnya, “aku harus pulang.” Lanjutnya. “Pulang? Serius?” Rendi menatap dengan satu alis terangkat. “Dengan kondisi seperti ini?!” Lanjutnya. “Iya.” Randi menatap Kania dan catatan dari perawat secara bergantian. “Maag akut,” gumamnya. “Dan kamu nggak mau di rawat?” “Nggak perlu,” jawabnya cepat. “Aku periksa dulu.” Randi memasang stetoskop di kedua telinganya, hendak memeriksa Kania. Tapi saat benda itu akan menyentuh tubuhnya, Kania segera menolak. “Tidak perlu, aku baik-baik saja.” “Saat ini kamu pasti merasa kesakitan di bagian lambung dengan nyaris tidak sadarkan diri, kamu bilang baik-baik saja?” Randi menghela. “Ayolah Nia, aku akan memeriksamu terlebih dulu, nggak akan lama. Hanya satu atau