“Kalau sibuk nggak apa-apa, aku bisa pergi sama Bubu dan Kania atau Kay,” Kalila melihat suaminya masih berada di depan layar laptopnya tengah mengerjakan sesuatu. “Nggak usah di temenin, nggak apa-apa. Kamu bisa istirahat sekarang.” Waktu menunjukan pukul dua dini hari, Dias belum juga istirahat. Semua itu dilakukan hanya untuk meringankan pekerjannya besok. “Nggak apa-apa, Sayang. Udah mau selesai, ko.” Balasnya. “Tidur lagi saja, kamu harus banyak istirahat.” Dias mengecup singkat kening Kalila, sebelum akhirnya kembali menatap layar laptop. “Aku udah tidur dari jam sepuluh, sementara kamu belum tidur sedikitpun dari tadi.” Tidak menghiraukan perintah sang suami, Kalila justru ikut duduk di samping Dias. “Udah nggak ngantuk,” lanjutnya. “Sayang, jangan ikutan begadang.” Dias m