“Kami tidak akan pernah melepasmu, Xin. Kamu bahkan belum menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada kami setelah kamu tidak tinggal bersama kami!” Rafael bertutur lembut tapi tegas. “Mengenai keluarga kandung kamu, serta alasanmu justru tidak mengabari apalagi kembali kepada kami padahal kamu tidak baik-baik saja.” “Sebenarnya apa mau kalian, kenapa kalian justru menghalang-halangi langkahku? Aku ingin pergi, aku ingin menjadi diriku sendiri!” tolak Xinxin yang duduk di sofa tunggal dan ada di hadapan Rafael. “Maksud kami tidak melepaskan kamu karena kami peduli kepadamu, Xin. Yang ada, Papah sama Mamah salah, kalau kami justru melepas kamu begitu saja. Karena sampai kapan pun, kamu akan tetap menjadi bagian sekaligus tanggung jawab kami!” Di sebelah Rafael, di sofa kamar mereka, Fin