Bab 19

1810 Kata

Lampu teater sudah menyala, sebagai tanda bahwa film selesai diputar. Mahesa tidak ada pilihan selain membangunkan Listya secara paksa. Listya mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Perlahan kesadarannya berangsur-angsur muncul. “Ka-kamu!” Listya setengah berteriak. Untungnya posisi mereka di jajaran belakang, ditambah para penonton lain sibuk bersiap meninggalkan teater sehingga kecil kemungkinan ada yang mendengar teriakan Listya selain Mahesa. Listya mengepalkan tangannya lalu meninju pipi Mahesa, membuat pria itu tersungkur membentur kursi yang ada di depan jajaran seat couple. Tentu Mahesa tersungkur bukan karena tenaga Listya, melainkan terkejut lantaran Listya menyerangnya secara mendadak. Listya memeriksa tubuhnya, ternyata masih berpakaian lengkap. Ia juga mengingat-ingat apa yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN