“Kini tiba waktunya acara inti yang kita tunggu-tunggu. Mahesa, silakan ucapkan mantra pamungkasnya,” ucap pembawa acara. Tentu saja bukan mantra yang sebenarnya. Maksudnya sesuatu yang harus Mahesa katakan pada wanita yang sudah berdiri di hadapannya. Terlebih disaksikan keluarga dan para sahabat. Mahesa pun mengangguk. Kakinya maju selangkah semakin dekat dengan Listya. “Saya Mahesa Ramaditya Hasan, dengan penuh kesadaran mengatakan resmi melamar Listya Ayu dengan mas kawin….” Mahesa tentu tidak melanjutkan ucapannya, terlebih sang pembawa acara menginterupsi agar pria itu meralat ucapannya. “Mahes, kok mas kawin? Tadi, kan, dicatatannya bukan begitu. Aduh … udah ngebet kawin, ya?” goda pembawa acara itu. “Hadirin, maklumin ya. Sepertinya Mahesa udah nggak sabaran,” lanjutnya seraya me