Suara ketukan pintu kembali terdengar dan akhirnya Xella memberanikan diri membukanya. Perasaannya gugup dan malu karena sudah yakin kalau yang datang kemungkinan bukan Zoe atau Mbok Rum. Jika itu adalah Zoe atau Mbok Rum, pasti mereka sudah berteriak memanggil namanya.. Begitu pintu sudah terbuka, Xella benar-benar ingin menghilang dari hadapan Kai saat ini. Pria itu berdiri dengan wajahnya yang datar. Kancing baju yang masih terbuka menampilkan d**a bidang yang hampir semalaman mengusik pikirannya dan Xella juga melihat jelas kalau ikat pinggang yang ia buka semalam, keadaannya masih sama. Bayangan kejadian itu kembali mengusik pikiran Xella. Saat ini, ia melihat satu tangan Kai membawa beberapa buku serta laptop miliknya yang tertinggal di ruang kerja pria itu. “Pagi,” sapa Xella denga