POV Rivan + Adam "Ibu," kataku, memandang ibu yang terus menatap Rifani dengan sinis. Karena ibu tak juga menjabat tangan Rifani, istriku akhirnya mengulurkan tangannya. Matanya berkaca-kaca saat dia berucap, "Aku pergi dulu, Mas." "Iya," sahutku. Dia pun melangkah perlahan menuju halaman, lalu berjalan ke arah jalan. Sebuah motor berhenti dan dia pun naik. Aku menghela napas melihat kepergiannya. "Baguslah dia pergi. Ibu berharap dia tidak akan kembali ke rumah ini lagi." "Ibu," kataku. "Kenapa, Van?" Tatap ibu dengan sorot mata menajam. "Ada apa dengan wajahmu itu? Sepertinya kamu bersimpati dengan Rifani." tanyanya menyelidik. "Bu, dia masih istriku, jangan terlalu keras padanya, Bu." Teringat tangan Rifani yang terus mengambang di udara juga tatapan sedih Rifani membuatku tak