63

1815 Kata

POV Ilana "Apa sih, Dam? Mama jadi penasaran." "Ada dong, Ma. Nanti pasti Lana tahu," sahut suamiku dengan bibir mengulum senyum. Ia menggigit tempe mendoan kemudian tanpa melihat, ia memasukkan tiga biji cabai rawit sekaligus ke mulutnya. Tak lama kemudian tangannya mengibas-ngibas di depan bibirnya. Mama tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Pedas, Dam? Namanya juga cabai, kamu sih maruk langsung makan tiga," kata Mama sambil lagi-lagi tersenyum. Aku juga ikut tersenyum memperhatikan suamiku. Tangannya terus mengibas-ngibas di depan wajahnya yang kemerahan akibat kepedasan. "Ambilkan air, Sayang." Sambil tertawa kecil aku menuju dapur, segera mengambilkan minum untuk suamiku. Mas Adam langsung meminumnya hingga tak bersisa. "Lagi?" tanyaku yang masih berdiri di dekatnya. "Sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN