Empat bulan kemudian...
Empat bulan memang waktu yang cukup lama untuk Raka menunggu ichel lulus. Tapi penantian nya selama ini terjawab sudah hari ini, karena saat ini mereka tengah berada disebuah pulau pribadi milik Raka. Hasil kerja kerasnya sedari dulu, sengaja ingin diberikan nya untuk seorang wanita yang akan menjadi masa depan nya.
Seperti saat ini, Ichel lah yang berhak mendapatkan nya. Wanita cantik dihadapan nya ini memang tiada tandingan nya, seksi dan menawan. Bukan itu saja, mandiri dan imut adalah sifat Ichel yang paling tak bisa dilupakan Raka.
Raka mencubit pipi ichel ketika wanita itu mulai memakan beberapa jajanan sehat yang baru saja Raka belikan untuk istrinya. "Jangan makan buru-buru, nanti tersedak." Ujar Raka mengingatkan Ichel sembari mengelap beberapa sisahan makanan diujung bibir wanita itu.
Ichel mengangguk nurut lalu mulai memakan snack nya lagi dengan perlahan, sembari melirik sang suami yang saat ini sedang memfokuskan diri pada ponselnya. "Kenapa fokus ke ponsel sih?!" Kesal Ichel kala itu.
Jujur, ditengah pantai dan hanya berdua bersama sang suami membuat hati ichel mau meledak rasanya. Entah mengapa dirinya seakan tersihir untuk berpindah duduk ke pangkuan Raka. "Ada apa?" Ujar Raka sedikit terkejut.
"Lihat aku saja, jangan yang lain." Ujar ichel dengan manja sembari menatap sinis ponsel yang sedang dipegang Raka.
Raka tersenyum mendengar ucapan ichel, salah satu sifat inilah yang Raka sukai dari sang istri. Pria itu segera menyingkirkan ponsel nya dari genggaman tangan nya, lalu mata nya mulai menatap ichel seorang saat ini. Ia akan memfokuskan bulan madu ini untuk kesenangan sang istri.
Melihat wanita nya memakan jajanan dengan lahap dipangkuan nya dengan tenang, membuat Raka mulai berfantasi liar. Bagaimana nanti saat dirinya yang bergantian memakan sang istri disini, dipinggir pantai dan saat ini juga.
Mata Raka kini terfokus pada keindahan bibir ichel yang bewarna merah muda, tangan nya mulai membelai pelan pipi ichel. Beberapa detik setelah nya menarik bibir ichel agar masuk kedalam bibirnya, bibir mereka terlihat saling mengunyah saat ini.
Bahkan ichel melupakan jajanan nya yang telah terjatuh kebawah dan tercampur pasir putih pantai. "Hmmm... hahhh... hah." Lenguh wanita itu melepaskan ciuman mereka, karena dirinya mulai kehabisan napas.
Raka tak membiarkan istrinya menganggur lebih lama, tangan nya mulai menarik bibir wanita itu dan menghisap nya lebih dalam dari biasanya. Tangan satu nya lagi bahkan sudah aktif membuka kancing baju nya dan ichel.
Setelah itu Raka mulai memainkan pucuk d**a sang istri, dan meremas sesuka hatinya. "Ahh shhh... ahh..." lenguh sang istri.
Tangan Ichel dengan aktif mulai membuka kancing celana pendek yang dipakai Raka saat ini dan membantu lelaki itu untuk melepaskan nya.
"Nakal." Bisik Raka disela-sela ciuman nya.
Ichel mengerutkan kening nya. "Apa tidak apa-apa melakukan nya ditengah pantai begini?" Tanya ichel memastikan kembali bahwa pulau ini kosong dan hanya diisi mereka berdua.
"Iya sayang, bagaimana bisa aku membiarkan orang lain melihat tubuh wanitaku." Jawab Raka tak sabaran.
Tanpa berbasa-basi Raka mengeluarkan miliknya dan memulai untuk memasuki sang istri.
"Ahh!"
"Ahhhh sayang ahh ah!"
"Melamar, menikah dan bercinta sudah kita lakukan di pinggir pantai selanjutnya apalagi ah." Ujar Raka sembari melenguh nikmat.
Raka semakin menggenjot habis milik sang istri tanpa ampun. "Ah sayang, jangan kecepatan!" Lenguh sang istri yang masih kesakitan akibat sesi bercinta mereka yang dilakukan beberapa hari lalu.
Raka mulai memelankan gerakan pinggulnya, sembari menghisap pucuk d**a sang istri. "Ahh enak sekali sayang, ayo lakukan lebih sering lagi." Ujar Raka yang terlihat sangat menikmati penyatuan mereka di sore hari menjelang malam ini.
Tak sadar Raka semakin cepat menggoyangkan pinggul nya, memasukan miliknya lebih dalam agar dirinya bisa dengan mudah menciptakan buah hati yang mirip dengan nya dan ichel dalam waktu dekat ini. Raka sudah merencanakan nya jauh-jauh hari. Mereka harus sering melakukan nya, supaya buah hati nya cepat tercipta.
Raka mulai membawa tubuh ichel keatas nya, seakan ingin wanita itu yang aktif bergerak diatasnya kali ini. "Gantian kamu yang gerak sayang." Bisik Raka sembari membantu wanita itu menggerakkan miliknya keluar masuk.
"Ahhh enak nyaaa...." Lenguh Raka.