31. Rindu Dendam.

1790 Kata

Uma masih menjahit saat ia melihat rumah utama sedikit berbeda hari ini. Lampu-lampu menyala terang, bahkan lampu belakang. Uma memindai dari jendela paviliun. Tampak ada kesibukan di sana. Suasana rumah utama jauh lebih ramai, dengan lalu-lalang orang di teras dan suara percakapan yang bersahutan. Bik Ningrum mondar-mandir menyiapkan makanan dan minuman. Uma segera tahu alasannya saat melihat kehadiran si kembar Bayu dan Wahyu serta sepasang suami istri paruh baya. Pasti Pak Suhardi sudah memberi kabar pada keluarga Bayu bahwa Dia tidak pernah menghilang—bahkan selama ini tinggal di paviliun belakang rumah utama. Maka tak heran mereka sekeluarga kini datang berkunjung. "Mbak, kayaknya Mas Bayu dan keluarganya ada di rumah utama. Mbak tahu tidak?" tanya Uma, langsung memberitahu Dia yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN