Hati Remuk Redam

1556 Kata

Suara mesin espresso pelan terdengar di dapur besar rumah keluarga Dirgantara di Jakarta. Rain duduk di meja kayu panjang dan di hadapannya, Lilith, istrinya, sibuk membuka laptop, cek laporan operasional organisasi Mafia mereka cabang Seoul. Sampai nada dering khas jazz ringtone terdengar dari ponsel Rain di meja. Damon VL. Lilith melirik tanpa suara, cuma menaikkan satu alis. Rain menatap layar beberapa detik, lalu berkata dengan suara datar banget, “Damon jarang nelpon pagi-pagi. Ini pertanda baik atau buruk, ya?” Lilith menutup laptop pelan, menatap suaminya. “Tergantung seberapa lama kamu diem setelah ‘halo’.” “Kenapa?” Lilith tersenyum kecil. “Kalau kamu diem lebih dari lima detik, berarti kabarnya jelek.” Rain tersenyum tipis ke istrinya, lalu menggeser ponselnya, menekan acc

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN