“Malam telah larut, dan pangeran Marvin sengaja kembali ke istana larut malam, karena dirinya sengaja menghindari Sakura atau Windy. Begitu memasuki kamar, dia tak ingin menoleh kiri kanan, dan langsung menuju ranjangnya. Matanya terbuka lebar manakala melihat sosok yang membuatnya kesal harus terbaring di atas kasur empuk miliknya.
“Lancang! Beraninya dia menguasai areaku. Sejak di rencanakan mendapat gelar kehormatan dari Raja, sebagai Putri kenapa dia semakin bertingkah kurang ajar. Beraninya dia mau menguasai tempat tidurku…tidak bisa di biarkan!” Marwin melajukan langkahnya mendekat dan langsung merebahkan tubuhnya dengan menggeser tubuh Windy secara kasar.
“Emmmm…gempa…” Windy mengigau sembari memiringkan tubuhnya kesamping dan tangannya memeluk guling. Sayangnya yang dia peluk buk
