Pangeran Marvin terlihat sangat tampan dengan wajah tertawanya yang telah sekian lama menghilang sejak wafatnya Puteri Kate. “Dasar apa, hayo dasar apa? Dasar ganteng—kan?” Pangeran Marvin menggoda puteri Ellena “Dasar pencitraan!” “Dih!! Siapa juga yang pencitraan. Kamu itu seharusnya bangga, menjadi wanita yang paling beruntung bisa duduk bersamaku seperti ini…” ucap Marvin dengan menurunkan volume suaranya. Membuat Windy justru mengejek pria yang seharusnya dia hormati itu. Windy menjulurkan lidahnya. “Aku akan bangga kalau aku dapet nilai camlaude dan kuliah dalam waktu tercepat…Weeeksss” Tak hanya pangeran Marvin, begitupun dengan Windy, sejak tidak mengonsumsi obat yang di berikan Nadia, terlihat Windy lebih cerah dan tak lagi mengeluhkan sakit kepala. Melihat raut lucu waja

