Melihat kedatangan Windy, Nadia mendekat dengan geram. “Awas saja kalau gara-gara dia aku kena musibah, ya? Dasar bocah sial. Segeralah malam berlalu aku tidak sabar ingin keluar dan menjauh dari racun itu…” geramnya sembari mengayunkan langkahnya menuju kearah Windy dengan senyum mengembang di wajahnya. “Kak…” sapa Windy dengan sumringah melihat Nadia mendekat kearahnya. “Kau dari mana saja? Hampir saja kita ketahuan tidak lengkap ketika raja masuk. Kau ini selalu menyusahkanku. Jangan membuatku putus asa, Sakura…ayolah ku mohon…” ucap Nadia dengan wajah serius. “Maaf, Kak…” Windy menundukkan kepala. “Tadi itu mual banget, loh, Kak. Jadinya aku ngeblank beberapa saat. Maaf, ya, Kak.” “Sudah-sudah! Bersiap-lah untuk berjalan di atas panggung dengan melenggok. Pastikan salah satu di an

