Pagi itu Lily membuka mata, lalu segera bangkit dari ranjang. Ia berjalan ke depan cermin, merapikan rambutnya, lalu mulai berdandan. “Hmm…” ia mengoleskan lipstik merah muda tipis. “Kalau aku tampil secantik ini, Mas Bima nggak mungkin bisa nolak aku.” Ia tersenyum puas pada bayangannya sendiri. “Hari ini aku harus ke rumah Mas Bima. Aku pura-pura bilang taksiku mogok, biar bisa nebeng dia. Pasti berhasil.” Dengan penuh semangat, ia mengambil tas tangan mewahnya, lalu keluar kamar. Sambil berjalan ke arah lift, ia bergumam, “Tenang, Lily… pelan-pelan saja, jangan sampai Talia curiga. Yang penting aku bisa deket lagi sama Mas Bima.” Sesampainya di lobby, ia langsung mengeluarkan ponsel dan memesan taksi Blue Bird. Tak lama, sebuah mobil biru berhenti di depan. Supir membuka jendela

