Bima tersenyum tipis, mencubit pipi Talia lembut. “Aku angkat telepon dari Lily sebentar, sayang… jangan cemburu gitu,” ucapnya sambil menatap mata istrinya. Talia mendesah kecil, masih tersipu. “Hmph… hati-hati ya, mas,” bisiknya. Bima mengangkat ponsel. “Hallo, Lily… kebetulan kamu telepon saya mau menyuruh kamu sesuatu,” suaranya tegas. “Selamat pagi, Pak. Saya mau melaporkan kejadian semalam.Bahwa yang memberikan obat perangsang diminuman anda adalah Pak Aldi dan Bu Vera, adik Bapak, sudah kami amankan rekaman CCTV-nya. Apakah Bapak ingin melaporkannya ke polisi?” Lily menjelaskan dengan nada formal tapi jelas penuh kepedulian. Bima menghela napas panjang. “Ya, dan laporkan juga semua tindakan mereka yang mengorupsi uang perusahaan. Aku sudah geram dengan tindakan mereka semalam.

