Edelweis berlari kecil ke luar kantor, usai siaran. Mobil Oliver masih e di sana, radionya menyala, namun Oliver memejamkan mata. Apakah dia tertidur di sini? "Sudah selesai?" Tanya Oliver membuka mata. Edelweis mengangguk. "Iya." "Oke. Aku antar kamu pulang ke kos," kata Oliver singkat. Edelweis meremas kedua tangannya. Dia bingung, gelisah. Dia ingin membahas hal tadi, tetapi apa yang harus dia katakan pada Oliver. "Apakah Mas Oliver? Aku minta maaf. Aku..." "Del, kita bahas hal itu besok saja. Aku sedang lelah," kata Oliver. Edelweis menutup mulutnya. Dia seperti menelan pil pahit. Perjalanan pulang itu bagi Edelweis seperti menempuh labirin yang menyesakkan. Dia seperti berada di di dalamnya. Bingung, takut, marah, kecewa, semua emosi bercampur aduk di dalam hati. Membua

