20. Amarah.

1043 Kata

"Sudahlah, Mama gak bisa mikir lagi, bagaimana untuk atasi seorang putra seperti Ando," Veranda memijit pelipis. "Ini semua gara-gara kamu!" tuding Ando ke Abino. "Loh, kok gue lagi, sih? Gue ngomong apa adanya. Ya, salah elu sendiri mau ngaku," balasnya cuek. "Ya, elu emang ngomong apa adanya, tapi sama aja elu pancing pengakuan gue?!" "Lebih bagus, elu ngaku, ketimbang emak elu tahu sendiri di depan mata. Mana yang harus belain dulu? Barang haram, atau barang harga diri lu?" Ando mengetatkan rasa geram pada sepupunya. Tasha mengelus pundak Veranda. Tasha mengerti, menjadi seorang ibu itu tidak mudah. Bagaimana nanti, dirinya sudah menjadi seorang ibu. Apakah dia akan bernasib sama seperti mertuanya? "Sabar, Ma. Tuan Ando lakuin itu karena khilaf, gak sepenuhnya kesalahan Tuan Ando

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN