Aku menggelengkan kepala. Tidak... aku tak bisa menerima yang begini, bertentangan dengan hati nuraniku. Tak bisa bertahan dalam rumah tangga yang toxic. Membayangkan Sania yang pernah melenyapkan darah dagingnya sendiri, begitu mengerikan. Bagaimana jika suatu saat dia kembali melakukan hal yang tidak masuk akal? Aku tak menjamin akan selalu bisa mengawasinya, genggaman tanganku rasanya tak akan mampu menahan pergerakannya yang tak tertebak itu. Aku seperti tak memahami bagaimana Sania sebenarnya. Mengancam akan membunuh darah daging sendiri? Tak benar-benar berniat membunuh? Orang waras mana pun tak akan mengancam akan menghilangkan nyawa seseorang. Sungguh sulit kuterima, katanya waktu itu melakukan aborsi dan dia menyesal setelahnya. Sania juga katanya dekat dengan mantannya karena