Gladys's PoV Perihal goodie bag berisi kue yang jatuh, direspon dengan sebuah senyuman oleh Sania. “Mas nih, kurang hati-hati megangnya. Tapi enggak apa-apa, enggak hancur.” Suaranya Sania mengalun lembut saat perempuan itu mengambil alih goodie bag berisi kue tersebut dan memberikan kepada Tante Hanifah. “Bu, maaf, ini… “ “Makasih, Nak. Padahal semalam Ibu bilang sama Arsen, enggak perlu repot bawa apa-apa.” “Tante, aku pulang, ya?” Aku menggigit bibir bawahku, berusaha keras menahan tangis. Aku harus segera pergi di sini. Melihat kebersamaan Kak Arsen dan Sania secara langsung membuat dadaku terasa sesak, juga akan perlakuan Tante Hanifah kepada Sania. Cemburu? Boleh kah? Aku juga menantunya. Menantu yang sedang mengandung cucunya. Tapi aku hanya bisa diam saja. “Bu, ini siapa?”