Pria blasteran itu berjalan tegap menuju pintu masuk resto. Mendorong pintu dengan sedikit tenaga menampakkan otot-otot tangannya yang terbentuk sempurna. Kaca mata hitam yang dia kenakan masih bertengger di atas hidung mancungnya. Mark berdiri sejenak sembari menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan mencari sosok wanita yang tadi menelpon dan mengundangnya makan siang. Begitu netra tajam di balik kaca mata hitam itu menangkap keberadaan sosok wanita sosialita yang tak asing olehnya sudah duduk seorang diri menunggunya, gegas Mark melanjutkan langkah demi bisa menjangkau keberadaan Marry Patterson, ibunya. "Hai, Mom! Sorry telat sedikit," ucap Mark membungkukkan badan lalu mengecup sebelah pipi Marry. "Duduk, Mark!" Pinta wanita paruh baya itu. Mark menurut. Menarik kursi di depan Marry