Marsha masih memperhatikan Mark yang tengah berpakaian dengan sebuah kemeja dan celana kerja. Tak dipungkiri jika dia memang memiliki sosok suami yang tampan idaman banyak wanita. Sayangnya rasa cintanya untuk Mark sampai detik ini masih belum tumbuh jua. Masih sebatas rasa kagum juga dekat pun karena terbiasa. Mereka memang selalu menghabiskan malam dengan saling memuaskan, tapi bagi Marsha itu hanyalah salah satu bentuk dari tugas serta kewajiban sebagai seorang istri pada suami. Hanya itu saja. Tanpa pernah melibatkan perasaan karena sekalipun Marsha menolak juga tidak ada guna. Toh, Mark selalu punya seribu cara untuk bisa menidurinya. "Sayang, minggu depan aku harus pergi ke luar negeri," ucap pria itu lantas membalikkan diri berjalan mendekat pada sang istri. "Luar negeri?" Marsha