Setelah beberapa hari berlalu dan mendengar sesuatu dari Larasati, Mayang memutuskan untuk menemui Danu di kantornya. Dia datang tepat saat jam makan siang dan karena itu pula, pria yang diketahuinya memang sejak dulu disukai oleh sang anak mendadak mengurungkan niat untuk pergi keluar mencari makan siang.
Meletakkan segelas teh di atas meja, Danu mengambil duduk di depan Mayang yang tidak diketahuinya mengapa wanita itu datang, seorang diri ke kantornya padahal selama ini mereka tidak pernah berbicara secara pribadi.
“Maaf Tante datang waktu kamu mau makan siang,” ucap wanita itu dengan suara pelan. “Tante nggak akan lama, kok. Cuma ada perlu sebentar sama kamu.”
Danu mengangguk mengerti meski dia tidak tahu tentang apa itu. “Kalau begitu, ini tentang apa, Tante?”
Meskipun Mayang terl
