Rayyan menatap lekat wajah istrinya yang sejak tadi memandangi pantai yang ada di sisi mereka, walau malam gelap tetap bisa menikmati panorama dengan sinar lampu yang menerangi ke arah bibir pantai. “Mas Rayyan, sering ya ajak pacar-pacarnya dinner ke sini?” Tebak Sasha, tanpa melepaskan pandangan ke arah laut. Rayyan langsung menyentuh tangan istrinya yang berpangku di atas meja. “Bukankah kamu sendiri yang memesan tempat ke mana aku pergi Sasha, dan bisakah tidak mengingatkan masa lalu aku yang bodoh, di mana aku telah merusak diri sendiri karena cinta, dan ternyata cintaku selama itu telah dikhianati,” imbuh Rayyan. Wajah Sasha pun beralih pada suaminya, benar yang dikatakan oleh Rayyan dia tahu ke mana pria itu pergi, karena semua jadwal Rayyan dia yang mengatur, dan tidak ada list