"Tidak ada yang abadi. Mau itu bahagia atau luka. Akan tiba saat di mana kita menertawakan rasa yang dulu sakit. Atau bahkan menangisi rasa yang dulu indah." ----- Hans baru saja melajukan mobilnya meninggalkan restoran. Tiba-tiba, Edward kembali menghubungi. Pria itu memintanya untuk menyusuli ke gedung AlphaBeta, karena ada sesuatu yang darurat dan harus mereka diselesaikan segera mungkin. Sesampainya di sana, sudah ada Samuel yang duduk dengan raut gelisah. Tatapan matanya tidak sedikitpun beralih dari handphone yang ia genggam. Hans yakin pasti ada sesuatu yang darurat tengah terjadi. "Mister, aku sudah mencoba untuk menghubungi. Tapi sekarang handphone sudah tidak aktif." Hans mengerutkan keningnya penuh heran. Ia yang baru saja tiba, tentu saja tidak paham siapa sosok yang menja