Anwar dekap pinggang Mirna agar Mirna lebih dekat dengannya. Dia amati wajah Mirna yang tertunduk. Mirna perlahan membalas tatapan Anwar. "Aku ok, Abang. Aku istri Abang dan berhak tau apa yang terjadi di hidup Abang dulu," ujar Mirna seakan tahu Anwar yang enggan menceritakan sisi lain jalan hidupnya. Anwar berdecak tertawa. Dia singkap rambut Mirna yang menutupi wajah ke belakang bahu Mirna. "Aku sudah pikirkan sedari dulu. Aku sadar menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang sudah menikah dan memiliki anak seumuranku. Pasti Abang juga sudah melewati saat-saat indah dengan Mama Paula. Dan Abang tumpahkan kerinduan masa-masa itu ke aku," "Nggak seperti tu, Mirna. Aku tetap sadar bahwa Bestari sudah tiada dan aku sadar bahwa kamu kekasihku dan aku tentu senang bermesraan dengan ka

