Terry raih dua tangan Paula seraya menatap wajah Paula dengan seksama.
"Kita ... temen deket aja ya?" ujar Terry pelan.
Seketika wajah Paula berubah masam. Senyumnya kecut dan tangannya yang gemetar. Dia kembali mengingat betapa susah payahnya berdandan demi Terry.
Paula tidak kuat lagi. Bibirnya benar-benar maju.
Terry tertawa kecil dibuatnya.
"Pacaran aja, Terry. Lu kok tega sih. Gue udah cantik-cantik begini. Belum apa-apa lu nyiksa batin gue," rutuk Paula sedikit merengek.
"Paula,"
"Apa lagi kurangnya gue? Tadi lu bilang kan pacaran. Kenapa berubah jadi temen deket doang?" cecar Paula kesal,
Terry menghela napas panjang.
"Bisa kamu ubah cara bicara denganku?" pinta Terry.
"Maksudnya?"
"Aku nggak suka kamu terus bicara dengan gue lu ke aku. Kayak nggak ada chemistry," kata
