Keesokan harinya, Djatmiko kembali bekerja di perusahaan Stefan. Berniat untuk mengorek lebih jauh. Ia menghampiri sekretaris Stefan yang sedang sibuk menelepon dengan membawa sebuah bungkusan. Wanita yang mirip Nunung itu mengangkat telunjuknya, menyela Djatmiko yang hendak mangap, karena ia masih sibuk berbicara di telepon. “Baik, Pak. Baik. Iya iya. Siap,” ucap Nunung KW atau Fiona ke gagang telepon sebelum meletakkannya kembali. “Bapak Stefan sibuk?” tanya Djatmiko setelah Fiona selesai dengan teleponnya. “Pak Stefan lagi bad mood kayanya. Udah marah-marah aja dari pagi. Padahal baru juga datang,” timpal Fiona. “Ini aja sudah ngasih kerjaan segambreng.” Fiona mengangkat kertas catatan yang ada di depannya. “Pesanin tiket pesawat, pesanin hotel, pesanin reservasi restauran. Seperti