Dalam ruangan yang pengap dan dingin, Taylor terduduk di sudut penjara bawah tanah dengan tubuh lemas. Matanya merah dan sembab akibat menangis tanpa henti. Tangannya yang terikat penuh luka akibat upaya sia-sianya untuk membebaskan diri. Taylor tidak bisa menerima kenyataan. Briana, wanita jalang itu, yang akan menikah dengan Jeremy, bukan dirinya. Ini tidak adil! Lelaki itu seharusnya bersamanya, bukan dengan w*************a seperti Briana. Dia harus menghancurkan pernikahan mereka. Itu tujuan utamanya! Langkah kaki berat terdengar mendekat. Taylor mendongakkan kepala dan melihat Jeremy berdiri di depan selnya. Senyuman sinis terukir di wajah lelaki itu, menatapnya seolah dia hanyalah sampah yang tak berguna. "Kau masih ingin bernafas, Taylor?" tanya Jeremy, suaranya tajam dan penuh k