Di tengah pondok kecil yang diterangi cahaya rembulan, Jeremy dan Briana berdiri saling berhadapan. Pondok itu hening, hanya suara lembut ombak dari kejauhan yang menemani mereka. Angin malam masuk melalui jendela yang terbuka, menggoyangkan tirai tipis dan memberikan sentuhan dingin yang membuat kulit mereka sedikit menggigil. Jeremy melangkah lebih dekat ke arah Briana, membuat jarak di antara mereka semakin tipis. Matanya yang tajam namun lembut menatap langsung ke mata Briana, seolah-olah mencoba membaca apa yang ada di dalam benak gadis itu. Briana tetap diam, jantungnya berdetak lebih cepat seiring dengan tubuh Jeremy yang kian mendekat. Tangannya yang besar dan hangat terangkat, menyentuh pipi Briana dengan lembut. Sentuhan itu membuat Briana terdiam sejenak, matanya menutup perl