“Ja ... jadi, kita be ... belum cerai? Ki ... kita masih suami istri?” Faraz menganggukkan kepalanya mantap. Ia melepaskan genggaman di kedua tangan Lisa beralih merangkum wajah istrinya yang masih basah karena air mata. “Selama belum ada kata talak keluar dari bibirku, kita masih sah jadi suami istri. Lagian, kamu tahu betul aku punya pengendalian diri yang baik. Mana mungkin aku berani nyium kamu malam itu terus ngunci pintu dan berduaan kayak sekarang kalau kamu bukan istri aku lagi? Hmm? Apa aku tipe lelaki yang seperti itu?” “Kalau iya, dari dulu pas kuliah aku udah macarin banyak perempuan Lisa. Mungkin juga Natalie. Apalagi, ditambah pergaulan di sini yang bebas. Kamu masih ingat kan watak aku kayak gimana?” Lisa kembali menangis. Kali ini, ia menangisi kebodohannya. Faraz kemb