Kia menyiapkan menu yang ia masak sendiri di meja memanjang yang ada di ruangan kerja Kris. Kadang Kia mampir ke kantor Kris jika ada waktu luang. Kia memilih untuk langsung melanjutkan S2 setelah wisuda dan ia menekuni jual beli tas bermerk di sela-sela kesibukan kuliahnya. Kris duduk terpekur mengamati makanan di hadapannya sambil berkomat-kamit dalam hati, berdoa agar rasa makanannya tak seancur kemarin. Kia sedang getol-getolnya belajar masak demi kekasih pujaan. Paling nggak setelah menikah nanti, dia tidak begitu kaku berurusan dengan dapur. “Ayo dong dimakan.” Kia tersenyum dan melirik Kris. Kris membalas senyumnya lalu mengambil sesendok capcay dan memasukkan ke dalam mulut. Kris mengunyahnya perlahan dan sesaat dia merasakan rasa masakannya yang aneh, hambar, tak jelas bagaiman

