Laluna mematut dirinya di depan cermin. Wanita muda itu sedang mengenakan satu set pakaian berbahan tweed yang dibawakan oleh Pak Jaya tadi sore--tentunya atas perintah Ezra. Pakaian yang harganya dua digit itu kini sudah membalut tubuh Laluna dengan apik dan membuat aura anggun wanita muda itu menguar dengan kental. Nggak dipungkiri lagi, meskipun Laluna sangat menyukai pakaian yang sedang dikenakannya--terbukti dari sudah nggak terhitung berapa kali telapak tangan wanita itu mengelus permukaan kain tersebut, tetapi tetap saja ada perasaan minder yang datang menghampirinya ketika mengingat harga dari pakaian yang sedang ia kenakan saat ini. Laluna merasa nggak pantas dan rendah diri. Meskipun senang karena mendapatkan pakaian seindah itu, tetapi Laluna tetap melayangkan omel