Setelah selesai makan, Ishana meminta izin untuk ke toilet. Naura mengambil kesempatan itu untuk bicara berdua dengan Aidan. Ia tak mau menundanya lagi. “Sini.. Sebentar…” Naura menarik tangannya. Aidan mengikutinya, “Apa?” “Please deh.. Aku bukan maksud ingin ikut campur urusanmu, tapi ini keterlaluan. Masa kamu tidak tahu nama orangtua istrimu?” Naura bicara panjang lebar. Naura kemudian memutar dan menatap Aidan langsung ke matanya, “Lihat mataku. Aku bukan orang yang akan memusuhimu. Aku temanmu, sahabatmu, bahkan bisa dibilang kita keluarga dekat. Ada sejarah panjang diantara keluarga kita. Bahkan, aku dan kamu pernah menjalin hubungan. Jadi dengarkan kata-kataku!” “Aku peduli sama kamu ok? Jangan salah paham soal ucapanku..” Naura melanjutkan kata-katanya. “Ishana merah