"Iya," jawab Bintang masih terdengar biasa saja. Bulan menjadi diam. Apakah ini benar? Kenapa Bintang seperti tidak sedih dan terkesan biasa saja. "Bintang?" "Hm?" "Apa kau yakin dengan ucapanmu?" tanya Bulan hati-hati. Pasalnya, Bintang tidak seperti seorang istri pada umumnya. Bukankah seorang istri seharusnya menangis atas kepergian suaminya? Setidaknya bersedih. "Tentu saja. Memangnya kenapa? Apa kakak berpikir aku berbohong? Dengan hal seperti ini?" ujar Bulan sedikit menaikkan suara. "Ah tidak. Bukan begitu. Maksudku-." "Sudahlah. Percuma saja aku ngabarin kakak dan umi. Toh kalian semua sama sekali tidak peduli padaku, kan?" Bulan menjadi merasa bersalah. "Tidak! Apa yang kamu ucapkan. Tentu saja aku peduli padamu, keponakanku dan suamimu." "Ya sudah kalau begitu yang

